Minggu, 30 Januari 2011

Belajar Memahami Pola Pikir Orang HRD


Setiap kali membaca puluhan CV atau resume yang setiap hari masuk ke inbox saya, ada satu hal yang rasanya masih mengganggu pikiran. Boleh dibilang dari rata-rata 20 CV atau resume yang saya terima, sekitar 15 diantaranya akan saya hapus. Max 3 CV atau resume akan saya masukkan ke database dan sisanya akan saya proses untuk kemudian dilakukan proses recruitment (pemanggilan, interview, test, penerimaan).

Itu artinya hanya 10% yang memiliki kesempatan untuk diproses pada saat ini, 15% yang memiliki kesempatan untuk diproses di waktu-waktu yang akan datang, dan 75% sisanya tidak akan pernah diproses lagi. Kalau mau juju, sebagai manager recruitment, ingin rasanya saya bisa membuat angka persentase kandidat yang lolos pada seleksi awal inibisa naik minimal 20% bisa diproses pada saat ini dan 25% bisa dimasukkan ke database. Masalahnya hanya satu : saya tidak akan pernah bisa membuat keinginan tersebut menjadi sebuah kenyataan bila setiap harinya masih saja banyak kandidat yang mengirimkan dokumen lamaran kerja yang memang pada dasarnya tidak layak untuk diproses.
Pahit memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi.
Banyak hal yang membuat satu dokumen lamaran kerja menjadi tidak layak untuk diproses. Namun bila ditelusuri lebih mendalam, ada satu benang merah yang bisa saya sampaikan mengapa jauh lebih banyak dokumen lamaran kerja yang dihapus (bisa kirim via email) atau dibuang (bila melalui pos) yaitu karena masih banyaknya kandidate atau job seeker yang belum memahammi pola pikir orang secara baik.
Hampir selalu yang terjadi adalah kandidate atau job seeker dalam CV atau resumenya lebih banyak mengedepankan hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya, tapi lupa mendepankan hal-hal yang dirasa penting bagi orang.
Sehingga kemudian menjadi tidak ada gunanya kalau dalam CV atau resume anda membanggakan prestasi (katakanlah) sebagai kapten tim cheerleaders yang menjuarai turnamen daerah sewaktu anda masih SMA, kalau anda tidak bisa menunjukkan korelasi yang signifikan antara prestasi tersebut dengan job requirments untuk posisi yang anda lamar. Itu akan lebih bermanfaat dan mencapai sasaran...

1 komentar: